Pages

Tuesday, December 22, 2020

Bersyukur Untuk Hidup Lebih Bahagia

Pesan pada hati, agar sentiasa memulakan hari dengan bersyukur. Sesungguhnya, syukur itu mengusir kegelisahan, menghilangkan sangka buruk, melebur takbur, meredakan marah dan menjauhkan hasad. Alhamdulillah itu bukan hanya penyudah…tetapi juga satu muqadimah.

Orang bersyukur bicaranya lunak, bahasanya lembut dan banyak tersenyum. Syukur itulah yang menjemput rezeki, ketenangan dan keberkatan dalam hidup!

Syukur menjadikan kita bahagia. Bahagia itu pastinya akan menjemput rezki di sekeliling kita. Rezki kasih sayang, kesihatan yang baik, Rezki Iman Dan Islam, Rezki Keluarga Bahagia, Rezki Senang Hati. Subhanallah, banyaknya rezki kurniaan Allah untuk kita setiap hari. Jika kita bersyukur, Allah akan tambahkan rezki kita. Lazimi zikir, ALHAMDULILLAH.

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim [14]: 7)

Ada tiga perkara yang harus kita lakukan  ketika kita menerima nikmat Allah agar kita dipandang sebagai hamba yang bersyukur kepada-Nya.

Pertama: secara batiniah kita harus mengakui telah menerima nikmat dari Allah.

Kedua: secara lahiriah kita mengucapkan syukur atas nikmat itu.

Ketiga: kita harus menjadikan nikmat itu sebagai pendorong untuk lebih kuat beribadah kepada Allah swt.

Bila ketiga perkara tersebut telah berpadu dalam diri seorang hamba, maka ia layak dikatakan sebagai hamba yang bersyukur kepada Allah.

“Sesungguhnya ada suatu kaum yang beribadah kepada Allah dengan pengharapan, yang demikian itu ibadah seorang pedagang dan ada lagi kaum yang beribadat kepada Allah kerana takut, yang demikian itu ibadat seorang hamba (budak) dan ada suatu kaum yang beribadat kepada-Nya dengan perasaan syukur, yang demi­kian itu ibadah seorang yang merdeka” (Imam Ali as, Al-Bihar 78 : 69) 55]

Syukur itu bahagia. Lihatlah dengan pandangan iman dan berlapang dada dengan rezki yang dimiliki orang lain kerna kita tidak tahu kesusahan yang Allah uji mereka. Kita hanya nampak dia senang pada pandangan kita lalu kita rasa iri hati dan sedih. Kita tak tahu apa yang disembunyikan di hati mereka dengan ujian yang Allah bagi pada mereka.

Cuba kita lihat dan nilai setiap apa yang Allah berikaan nikmat pada kita. Nescaya tak terhitung. Syukur itu perlu dididik. Moga hati menjadi lapang dan tenang. Nikmat hidup bersyukur pada Allah. Bagaimana untuk menjadikan syukur itu berbekas di hati?

5 cara untuk menjadikan SYUKUR itu sebati di hati.
1. Memperakui
Orang yang bersyukur adalah orang yang bersedia menerima qada dan qada’ walaupun suka atau tidak serta memperakui itu datangnya dari Allah
– Contoh kita dapat bonus. Alhamdulillah bonus itu Allah beri melalui majikan.
– Memperakui semua yang berlaku itu sama ada nikmat atau musibah datang dari Allah


2. Menerima
Menerima takdir Allah mengikut kadar takdir yang Allah telah susun

3. Muhasabah diri
Sentiasa memuhasabah diri.

4. Memperbaiki diri
Bila kita sedar tentang kelemahan diri kita, kita memperbaiki diri kita ke arah kebaikan.

5. Menyerah Diri Pada Allah.
Menyerahkan segalanya pada Allah.
Bila kita bersandarkan pada harta, kewangan, pangkat, ingatkan semua itu rapuh.

Moga syukur itu sentiasa melekat di hati dan menjadi sebati dalam kehidupan kita.

” Mensyukuri apa yang disaji,
Walau hanya sayur sawi,
Itulah dia nilai kekayaan hati,
Patut ditiru dan dibagi supaya makin banyak yang mengerti,
Bahawa hidup ini tidak perlu lagi diratapi,
Namun untuk dihargai apapun yang diberi.”

Kufur Nikmat

Kufur nikmat berbeda dengan empat jenis kufur yang terkandung dalam Surat Al-Baqarah ayat 6. Kufur nikmat sebagaimana keterangan Imam Al-Baghawi dalam tafsirnya Ma’alimut Tanzil tidak termasuk ke dalam empat kekufuran secara akidah: kufur ingkar, kufur juhud, kufur inad, dan kufur nifaq. 

Dengan kata lain, orang yang beriman sekalipun dapat terjerembab ke dalam sikap kufur nikmat. Orang yang beriman sekalipun dapat mengingkari pemberian Allah SWT dengan meremehkan berbagai anugerah yang ia terima misalnya. Meski pun tidak tergolong ke dalam kufur secara aqidah, kufur nikmat tidak dapat dianggap kecil. Kufur nikmat merupakan tindakan tercela yang dapat mendatangkan azab yang hebat sebagaimana keterangan pada Surat Ibrahim ayat 7: 

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ 

Artinya, 

“(Ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan maklumat, ‘Sungguh jika kalian bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu. Tetapi jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat,’” 

(Surat Ibrahim ayat 7). 

Kufur nikmat merupakan perbuatan tercela dan nista. Secara moral, pengingkaran atas kebaikan orang lain merupakan perbuatan buruk secara etis. Kufur nikmat hanya dilakukan oleh orang yang memiliki standar moral yang rendah.

 كفران النعمة لؤم أي عدم الشكر للنعمة دليل على دناءة النفس 

Artinya, 

“Kufur nikmat adalah hina, maksudnya tidak mensyukuri nikmat merupakan tanda kerendahan diri seseorang.” (Syekh M Nawawi Banten, Nashaihul Ibad, [Indonesia, Daru Ihayil Kutubil Arabiyyah: tanpa tahun], halaman 7). 

Adapun syukur atau pengakuan atas pemberian orang lain dalam hal ini nikmat Allah adalah sebuah kebijaksanaan yang lahir dari kesadaran dan kerendahan hati. Mensyukuri nikmat Allah sejatinya adalah kebutuhan makhluk karena kebaikan itu tidak berpulang kepada Allah tetapi kepada dirinya sendiri sebagai bentuk adab kepada Sang Maha Pemberi: 

 وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ  

Artinya, 

“Sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu ‘Bersyukurlah kepada Allah. Siapa saja yang bersyukur, maka sungguh ia bersyukur untuk dirinya sendiri. Tetapi siapa saja yang tidak bersyukur (kufur nikmat), maka sungguh Allah Maha Kaya, Maha Terpuji”. (Surat Luqman ayat 12). Syukur atas nikmat Allah dapat diwujudkan dengan pengakuan atas pemberian Allah dan penggunaan nikmat dan kesempatan yang Allah berikan untuk kepentingan yang berguna dan bermanfaat, terlebih untuk beribadah. 

Wallahu a’lam.


Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/120861/kufur-nikmat-dalam-al-quran

Monday, December 21, 2020

Nasihat Buat Insan Berumur 50 Tahun

 NASIHAT KEPADA YANG SUDAH BERUMUR 50 TAHUN (UNTUK DIRI SENDIRI)


1. Jangan berlebihan berhias, bersolek, dan berpakaian.


2. Jangan berlebihan makan, minum, dan berbelanja barang yang kurang diperlukan untuk mendukung amal salih.


3. Jangan berkawan dengan orang yang tidak menambah iman, ilmu, dan amal.


4. Jangan gelisah, berkeluh kesah dan kesal dengan kehidupan sehari-hari. Selalu penuhi diri dengan rasa sabar dan bersyukur.


5. Perbanyak doa mengharap keredhaan Allah agar Husnul Khatimah dan dijauhkan dari Su'ul Khatimah.


6. Tambahkan ilmu agama, perbanyak mengingat kematian, dan bersiap menghadapinya.


7. Siapkan wasiat dan lakukan pembahagian harta.


8. Kerapkan menjalin silaturrahim dan merapatkan hubungan yang renggang sebelumnya.


9. Minta maaf dan berbuat baik terhadap pihak yang pernah dizalimi.


10. Tingkatkan amal soleh terutama amal jariah yang dapat terus memberi pahala dan syafa'at setelah kita mati.


11. Maafkan kesalahan orang kepada kita walau seberat apapun kesalahan itu.


12. Bereskan segala hutang yang ada dan jangan buat hutang baru walaupun untuk menolong orang lain.


13. Berhentilah dari semua maksiat samada mata, tangan mulut, dan telinga. 


14. Berbaik sangka lah kepada Allah atas segala sesuatu yang terjadi dan menimpa.


15. Penuhi terus hati dan lisan kita dengan istighfar & taubat untuk diri sendiri, orang tua, dan semua orang beriman, di setiap saat, waktu dan keadaan.


Semoga bermanfaat bagi kita semua, walaupun ANDA BELUM MENCAPAI usia 50 tahun, kerana...


KEMATIAN TIDAK MENGENAL USIA

Saturday, December 12, 2020

PERINGATAN UNTUK WANITA BERGELAR ISTERI

 

👉 Urusan pertama yang ditanyakan pada hari akhirat nanti ialah mengenai solat dan mengenai urusan suaminya (apakah ia menjalankan kewajipannya atau tidak). 


 👉Apabila wanita itu lari dari rumah suaminya, maka tidak diterima solatnya sehingga kembali ia dan menghulurkan tangannya kepada suaminya (meminta ampun). 


👉Mana-mana perempuan yang memakai bau-bauan kemudian ia keluar melintasi kaum lelaki ajnabi agar mereka tercium bau harumnya maka dia adalah perempuan zina dan tiap-tiap mata yang memandang itu adalah zina. 


👉Sebaik-baik wanita ialah tinggal di rumah, tidak keluar kecuali atas urusan yang mustahak. Wanita yang keluar rumah akan dipesonakan oleh iblis. Sabda Nabi s.a.w., “Perempuan itu aurat, maka apabila ia keluar mendongak syaitan memandang akan dia.” 


👉Haram bagi wanita melihat lelaki sebagaimana lelaki haram melihat wanita yang halal nikah (kecuali dalam urusan menuntut ilmu dan berjual beli). 


👉Tidak harus seseorang manusia sujud kepada manusia dan jika diharuskan, maka akan aku perintahkan semua kaum wanita sujud pada suaminya kerana membesarkan dan memuliakan hak-hak suami mereka. 


 👉Wanita yang menyakiti hati suaminya dengan lidahnya pada hari Qiamat nanti Allah jadikan lidahnya sepanjang 70 hasta kemudian diikat ke belakang lehernya. 


🌹“Aku lihat api neraka, tidak pernah aku lihat seperti hari ini, kerana ada pemandangan yang dahsyat di dalamnya. Telah aku saksikan kebanyakan ahli neraka ialah wanita.” Rasulullah s.a.w. ditanyai, “Mengapa demikian Ya Rasulullah?” Jawab Rasulullah s.a.w. “Wanita mengkufurkan suaminya dan mengkufurkan ehsannya. Jika engkau berbuat baik kepadanya seberapa banyak pun dia masih belum rasa berpuas hati dan cukup.” 


 🌹“Kebanyakan ahli neraka adalah terdiri dari kaum wanita.” Maka menangislah mereka dan bertanya salah seorang daripada mereka, “Mengapa terjadi demikian, adakah kerana mereka berzina atau membunuh anak atau kafir?” Jawab Nabi s.a.w. “Tidak, mereka ini ialah mereka yang tidak bersyukur akan nikmat suaminya, sesungguhnya tiap-tiap seorang kamu adalah dalam nikmat suaminya.” 

   

Wajib bagi wanita: 

a. Mengekalkan malu pada suaminya. 

b. Merendahkan (menundukkan) mata ketika berpandangan. 

c. Mengikut kata-kata dan suruhannya. 

d. Dengar dan diam ketika suami berkata-kata. 

e. Berdiri menyambut kedatangannya.

f. Berdiri menghantar pemergiannya. 

g. Hadir bersamanya ketika masuk tidur. h. Memakai bau-bauan yang harum untuk suaminya. 

i. Membersihkan dan menghilangkan bau mulut untuk suaminya. 

j. Berhias ketika hadirnya dan tinggalkan hiasan ketika tiadanya. 

k. Tiada khianat ketika tiada suaminya. 

l. Memuliakan keluarga suaminya. 

m. Memandang pemberian suaminya yang kecil sebagai besar dan berharga. 

n. Ketahuilah, syurga dan neraka bagi seorang wanita itu bergantung pada redha atau tidaknya suami padanya.

Sunday, October 18, 2020

TENTANG EMPAT BELAS KEISTIMEWAAN SURAT AL FATIHAH

 Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Al Quran berisi surat-surat yang menjadi pedoman bagi manusia untuk memperoleh kebaikan di dunia dan akhirat. Salah satu surat yang sangat istimewa adalah Al Fatihah. dengan sedikit perubahan setidaknya ada 14 keistimewaan surat Al Fatihah yaitu :

*1. Pembuka Al Quran*

Keistimewaan surat Al Fatihah yang pertama adalah menjadi surat pembuka Al Quran. Di dalam surat Al Fatihah, Allah memperkenalkan diri sebagai Rabb yang Maha Pengasih sekaligus Maha Penyayang. Dia Dzat yang berhak mendapatkan segala pujian sekaligus rasa syukur dari kita. Dan akan menunjukkan jalan lurus kepada hamba yang memohon kepadaNya.

*2 Wajib Dibaca dalam Shalat*

Tanpa bacaan surat Al Fatihah, shalat dinilai tidak sah. Dan ini merupakan keistimewaan surat Al Fatihah yang wajib kita ketahui. Rasulullah bersabda, “Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca surat Al Fatihah” (HR.Bukhari dan Muslim).

*3. Dibaca Berulang Kali dalam Sehari*

Karena wajib dibaca saat shalat, maka seorang muslim akan membaca surat Al Fatihah secara berulang-ulang dalam sehari. Paling tidak, kita membaca surat Al Fatihah sebanyak 17 kali dalam sehari ketika kita melaksanakan shalat lima waktu.

Keistimewaan surat Al Fatihah ini disampaikan Allah dalam surat Al Hijr ayat 87. Allah berfirman, “Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al Quran yang agung”.

*4. Menjadi Dua per Tiga Al Quran*

Keistimewaan surat Al Fatihah selanjutnya adalah setara dengan dua per tiga Al Quran. Dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda, “Surat Al Fatihah sama dengan dua per tiga Al Quran”.

*5. Memiliki Nama-Nama Lain*

Imam Al Qurthubi menjelaskan bahwa keistimewaan surat Al Fatihah adalah memiliki 12 nama lain. Di antaranya: Alruqyah, Alasas, Alwafiyah, Alkafiyah, Alsab’ul Matsani, Alshalah, Alhamdu, Ummul kitab, Ummul Quran, Almatsani, Alquran al Adhim, dan Alsurah. Selain itu, Al Fatihah juga disebut A Kafiyatu As Syafiyah yang artinya pencukup dan penyembuh.

*6. Surat Terbaik*

Ubay bin Kaab menuturkan bahwa Rasulullah pernah menjelaskan keistimewaan surat Al Fatihah. Beliau bersabda, “Allah tidak pernah menurunkan surat dalam kitab injil atau taurat yang seperti surat Al Fatihah yakni al Sab’ul Matsani” (HR.Tirmidzi).

*7. Surat Paling Agung*

Rasulullah juga pernah menjelaskan keistimewaan surat Al Fatihah. Sebagaimana dituturkan Sa’ad ibn al Mu’alla. Kepada Sa’ad, Rasulullah bersabda, “saya akan mengajarkan kepadamu surat teragung di dalam Al Quran, yaitu Alhamdulillahi rabiil Alamin ia adalah al Sab’ul Matsani dan Al Quran al Adzim yang diberikan kepadaku” (HR.Muslim).

*8. Menjadi Cahaya bagi Umat Muslim*

Kisah tentang keistimewaan surat Al Fatihah ini dituturkan oleh Abdullah bin Abbas. Beliau menuturkan, suatu ketika Rasulullah sedang bersama Malaikat Jibril, kemudian Jibril mendengar suara yang sangat keras dari atas. Malaikat Jibril pun mengarahkan pandangan ke atas, lalu ia berkata kepada Rasulullah. JIbril menjelaskan bahwa itu adalah pertanda dibukanya suatu pintu langit yang belum pernah dibuka sebelumnya.

Dari pintu itu keluar malaikat yang mendatangi Rasulullah dan berkata, “Sampaikanlah berita gembira kepada umatmu mengenai dua cahaya, kedua cahaya itu telah diberikan kepadamu, dan belum pernah sama sekali diberikan kepada nabi sebelummu. Yaitu surat Al Fatihah dan beberapa ayat terakhir surat Al Baqarah. Tidaklah kamu baca satu huruf saja membacanya, kecuali akan diberi pahala” (HR.Muslim).

*9. Menyembuhkan Penyakit Hati*

Surat Al Fatihah dapat menyembuhkan penyakit hati. Contohnya ujub, riya, atau sombong. Dijelaskan oleh Ibnul Qayyim, keistimewaan surat Al Fatihah ini bisa kita peroleh karena ada ayat yang berbunyi, “Iyya-ka na’budu, wa iyya-ka nasta’in“. “Iyya-ka na’budu” artinya “kepadaMu lah kami menyembah”. Ayat ini menguatkan keyakinan bahwa hanya Allah yang berhak disembah dan dicari ridho-Nya, sehingga kita terhindar dari penyakit riya’.

Sementara kata “Iyya-ka nasta’in” yang berarti “Kepada-Mu lah kami meminta pertolongan”, akan menyembuhkan penyakit sombong. Kata tersebut menguatkan kita bahwa tidak ada yang bisa kita lakukan tanpa pertolongan Allah.

*10. Menyembuhkan Penyakit Fisik*

Bukan hanya penyakit hati, keistimewaan surat Al Fatihah juga menjadi penyembuh bagi penyakit fisik. Abu Said Al-Khudriy, salah seorang Sahabat, menuturkan kisah tentang keitimewaan surat Al Fatihah tersebut.

Dahulu, serombongan Sahabat tengah melakukan perjalanan dan melewati sebuah perkampungan. Kepada penduduk setempat, mereka meminta untuk dijamu. Namun penduduk kampung enggan menyanggupi, lantas berkata kepada para Sahabat, “Apakah di antara kalian ada yang bisa meruqyah? Karena pembesar kampung ini tersengat binatang atau terserang demam”.

Salah seorang Sahabat kemudian menjawab, “Iya, ada”. Ia lalu diajak mendatangi pembesar kampung, dan meruqyahnya dengan membaca surat Al Fatihah. Pembesar kampung itu pun sembuh, sehingga Sahabat yang meruqyah diberi seekor kambing. Tetapi sahabat tersebut enggan menerimanya.

Dia kemudian melanjutkan perjalanan dan menemui Rasulullah. Ia menceritakan kisah itu kepada Rasulullah. Dia berkata, “Wahai Rasulullah, aku tidaklah meruqyah kecuali dengan membaca surat Al Fatihah”.

Mendengar ceritanya, Rasulullah pun tersenyum dan berkata, “Bagaimana engkau bisa tahu bahwa Al Fatihah adalah ruqyah?”. Rasulullah kemudian melanjutkan dan bersabda, “Ambil kambing tersebut dari mereka, dan potongkan untukk sebagiannya bersama kalian”. (HR.Bukhari dan Muslim).

Syarat untuk mendapatkan keistimewaan surat Al Fatihah ini adalah membacanya dengan penuh keyakinan. Dengan keyakinan kita, Allah akan menurunkan pertolonganNya.

*11. Menyembuhkan Sakit Gila*

Imam Ahmad meriwayatkan keistimewaan surat Al Fatihah sebagai salah satu surat penyembuh penyakit gila. Dituturkan Abdurrahman bin Abi Laila dari Ubay bin Ka’ab, suatu ketika Ubay pernah duduk di samping Rasulullah. Kemudian ada seorang Arab Badui yang mendatangi Rasulullah dan berkata, “saya mempunyai seorang saudara yang sedang sakit”.

“Apa sakitnya?”, tanya Rasulullah. Orang Arab Badui itu menjawab, “Sakit gila”. Rasulullah kemudian dia untuk pulang dan membawa kembali saudaranya itu kepada Rasulullah.

Tidak lama, lelaki itu datang membawa saudaranya. Rasulullah kemudian membacakan surat Al Fatihah kepadanya. Beliau juga membaca empat ayat pertama surat Al Baqarah, ayat 163, Ayat Kursi, 3 ayat terakhir surah Al Baqarah, surat Ali Imran ayat 18, Al A’raf ayat 54, Al Mukminun ayat 117, Al Jinn ayat 3, sepuluh ayat pertama surat As Shaffat, tiga ayat terakhir surat Al Hasyr, Al Ikhlas, Falaq, dan An Nas.

Setelah dibacakan ayat-ayat tersebut, orang Arab Badui yang sakit itu sembuh total dari sakitnya.

*12. Menjadi Doa bagi Orang Mati*

merangkum, keistimewaan surat Al Fatihah berikutnya adalah menjadi doa bagi seorang yang sudah mati. Rasulullah bersabda, “ketika salah satu kalian ada yang mati maka janganlah kalian menahannya, segeralah kalian membawanya ke makam dan bacakanlah Alfatihah di samping kepalanya” (HR.Al Baihaqi).

*13. Diturunkan dari Tempat Penyimpanan di Bawah Arsy*

Surat Al Fatihah diturunkan dari tempat istimewa. Rasulullah bersabda, “empat surat yang telah diturunkan dari tempat penyimpanan yang ada di bawah Arsy yaitu Al Fatihah, Ayat Kursi, beberapa ayat terakhir surah Al Baqarah, dan Al Kautsar” (HR.Al Thabrani).

*14. Allah Menjawab Doa Hambanya Melalui Surat Al Fatihah*

Lewat surat Al Fatihah, Allah menjawab doa dan permintaan hamba-Nya. Dituturkan Abu Hurairah. Rasulullah bersabda, “barang siapa mengerjakan shalat dan tidak membaca Al Fatihah, maka shalatnya tidak sah”. Disebutkan bahwa beliau menyebutkannya hingga tiga kali. Kemudian ada orang yang bertanya kepada Abu Hurairah “Bagaimana jika kami berada di belakang imam?”

Abu Hurairah menjelaskan, “Maka bacalah sendiri. Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah bersabda bahwa Allah berfirman, ‘Aku membagi Al Fatihah, antara aku dan hamba-Ku dua bagian. Hamba-Ku berhak atas apa yang dimintanya. Ketika seorang hamba membaca ‘alhamdulillahi rabbil ‘alamin‘, maka Allah berfirman, ‘hamba-Ku memuji-Ku’.

Ketika dia mengucapkan ‘arrahmanirrahi

m‘. Allah berfirman, ‘hamba-Ku memujiku’. Ketika dia mengucapkan maliki yaumid din’, Allah berfirman, ‘hamba-Ku mengagungkan-Ku, dan mengatakan hamba-Ku pasrah kepada-Ku’. Ketika dia mengucapkan ‘iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in‘, Allah berfirman, ‘ini antara Aku dan hamba-Ku, baginya apa yang dia minta’.

Semoga kita semua sudah menemukan empat belas keistimewaan surat Al Fatihah sehingga dimudahkan dapat berkumpul bersama keluarga di Jannah. Aamiin....

Doa Orang Yang Dizalimi

Seorang nelayan miskin yang hidupnya menanggung keluarga dengan hasil tangkapan ikan.

Malangnya tangkapan ikannya selalu tiada. 

Hanya menggunakan jala, dia menebarkannya di tepian pantai dengan harapan akan ada ikan yang tersangkut.

Beberapa kali dicuba, nampaknya tiada razeki buatnya. Begitulah beberapa hari dan dia tidak berputus asa. Dia mempunyai kesabaran dan tekad berusaha yang tinggi.

Pada suatu hari, dia ke pantai lagi, menebar jala dengan harapan ada ikan yang tersangkut. 

Beberapa kali dicuba, namun tiada. 

Namun, dia mencuba juga dengan longlai dan penuh harapan. 

Lalu, Allah mentakdirkan seekor ikan besar terperangkap dalam jalanya... Alangkah gembiranya melihat ikan besar itu. 

Sambil menarik ikan tersebut, dia pun membayangkan apa yang akan dilakukan dengan ikan itu...

Akan aku beri makan kepada keluargaku sehingga kenyang. 

Kepada jiranku juga harus diberikan. 

Selebihnya barulah aku jualkan. 

Demikian nelayan itu merencanakan apa yang akan dibuatnya terhadap ikan itu. Razeki yang begitu sukar diperolehi.

Malangnya, ketika itu lalu seorang raja dengan askarnya. Raja itu sangat tertarik melihat ikan besar yang baru diperolehi nelayan itu. Lantas, disuruhnya pengawalnya mendapatkan ikan tersebut dari nelayan...

Sudah tentu nelayan itu sangat keberatan. 

Setelah merasakan bahawa dia tidak dapat mempertahankan ikannya itu dari diambil oleh raja, dia pun meminta harga sebagai bayaran. 

Dengan angkuh pengawal itu merampas ikan itu dan mengatakan raja tidak membayar harga daripada apa yang dikehendakinya.

Maka, ikan itupun dibawa pergi... 😥😥

Bergenang air mata sang nelayan miskin yang daif dan tak mampu berbuat apa-apa. Haknya dirampas. 

Kepada siapa hendak dia mengadu..? 

Hanya kepada Allah Tuhan yang satu. 

Dia pun menadahkan tangan dan berdoa.

Sementara raja itu, dengan senang hati kerana dapat ikan, disuruhnya tukang masak istana segera masakan ikan itu. Ikan sebesar itu dia seorang saja yang makan.

Malangnya, beberapa hari setelah makan ikan itu, raja telah dijangkiti satu penyakit aneh. Penyakit itu pada mulanya hanya berupa bengkak pada ibu jarinya. Bengkak itu disertai dengan sakit yang sangat mengganggu keselesaannya. 

Lama kelamaan mula bernanah. 

Tabib istana dipanggil dan setelah dicermati, dia menasihatkan supaya ibu jari kaki raja itu dipotong. Raja enggan menerima nasihat tabib istana dan disuruh carikan ubat untuk sakitnya. 

Namun ubat tidak ditemui juga walau bermacam ikhtiar diusahakan. 

Beberapa hari kemudian, tabib istana yang merawatnya memberitahu bahawa penyakit itu telah merebak hingga ke buku lali. Kakinya hendaklah dipotong supaya penyakit tidak merebak ke atas. Raja masih enggan menenerima nasihat tersebut kerana dia sayangkan kakinya. 

Dia memerintahkan agar dicari tabib lain yang lebih handal. 

Seorang tabib dari luar di bawa. 

Setelah melihat penyakit di kaki raja, dia pun memberitahu bahawa penyakit di kaki raja itu telah merebak hingga ke betis. Kalau tidak dipotong betis, ia akan merebak ke atas lagi. 

Ketika itu, akurlah sang raja. 

Lantas betisnya itu pun dipotonglah.

Raja sangat sedih atas kehilangan betisnya. 

Namun, kesedihannya tidak tamat di situ. 

Dalam keadaan sugul kerana kehilangan kakinya, tiba-tiba negerinya dilanda gempa. Harta benda dan jiwa banyak yang musnah. 

Keadaan ini membuatkan raja sangat hairan.

Lalu, raja memanggil seorang ulama dan bertanyakan maksud di sebalik semua musibah yang menimpanya itu.

" Tuanku telah menzalimi seseorang", ulama itu membuat rumusan.

" Seingat beta, tidak pernah beta zalimi sesiapa", ujar raja.

" Cuba Tuanku ingat betul-betul, pernahkah tuanku zalimi seseorang?", ulama itu tetap dengan rumusannya.

Maka, ketika mengimbau kembali apa yang telah dilakukannya, raja pun teringat perihal ikan yang dirampasnya dari seorang nelayan. 

Ketika dia merampas ikan itu, dia tidak merasakan itu satu kezaliman. Apalah harganya seekor ikan..

" Perkara kecil di mata tuanku adalah besar di mata nelayan itu", ulama itu mengingatkan.

Raja itu memerintahkan agar nelayan itu dicari dan dibawa mengadapnya.

" Apa yang telah kamu lakukan setelah ikanmu beta rampas?", raja bertanya kepada nelayan itu.

" Saya tidak lakukan apa-apa", jawab nelayan ketakutan.

" Ceritakan terus terang, kamu tidak akan beta apa-apakan", raja memujuk dan menenangkan nelayan yang ketakutan itu.

Akhirnya nelayan itu pun berkata... ;

"Setelah ikan itu tuanku rampas, saya hanya mampu berdoa..." 

"Apa doamu?", soal raja 

Nelayan pun berkata: "Aku hadapkan wajahku kepada Allah dan berkata...

“Ya Allah, sesungguhnya dia telah memperlihatkan kekuasaannya atasku... Maka tunjukkanlah Kekuasaan Mu ke atasnya”.

Ibnu Abbas r.a. meriwayatkan bahawa Nabi SAW telah mengutus Mu’adz ke Yaman dan Beliau berkata kepadanya :-

“Takutlah kamu akan doa seorang yang terzalimi, kerana doa tersebut tidak ada hijab (penghalang) di antara dia dengan Allah”.

(Hadith Riwayat Bukhari dan Muslim)


Janganlah kamu berbuat zalim saat kamu berkuasa

~ Maka kezaliman itu membawa akibat penyesalan


Kamu boleh lenakan mata tetapi yang dizalimi sentiasa berjaga

~ Dia berdoa ke atasmu dan mata Allah tidak pernah lena.


Wallahua'lam

Tuesday, June 02, 2020

Arak Adalah 'Ibu' Segala Kejahatan

ARAK adalah minuman yang merosakkan kesihatan tubuh, akal fikiran serta meruntuhkan institusi rumah tangga, masyarakat dan negara. Sebahagian senarai kerosakan yang dinyatakan itu jelas membuktikan arak adalah ‘ibu’ kepada segala kejahatan.

Memang terbukti wujud hubungan rapat pelbagai penyakit, kecelakaan di jalan raya, rumah tangga berantakan dan kes pemerkosaan berpunca daripada pengambilan arak.

Kesan toksik bahan alkohol boleh mempengaruhi sistem saraf manusia menyebabkan berlaku gangguan perilaku seperti hilang rasa malu, gagal mengawal diri, hilang ingatan dan berada dalam khayalan.

Selain itu, Dr Adi Hashman di dalam bukunya, Mengapa Rasulullah Tidak Pernah Sakit turut menyelitkan kesan minum minuman yang memabukkan itu.
Menurutnya, peminum alkohol kronik membawa kesan sampingan berbahaya kepada tubuh selain turut mencederakan sistem hormon mengakibatkan keadaan hipoglisemia simptom paras gula dalam darah rendah) dan merosakkan organ penghadaman termasuk hati.

Malangnya, aktiviti hiburan sambil meneguk ‘air kencing syaitan’ itu sudah menyerang ramai anak muda. Bayangkan, bagaimana nasib generasi kita pada masa akan datang?

Bagi musuh Islam, untuk menghancurkan generasi muda Islam tidak perlu bersusah payah. Cukup bagi mereka meracuni golongan itu dengan menjauhkan jiwa golongan muda daripada agama.
Sebab itu, ramai terpengaruh untuk menjadi golongan mengamalkan cara hidup moden yang bersalahan dengan syariat.

Bagi mereka segala yang datang dari Barat bangga untuk ditiru, ditelan mentah-mentah serta diamalkan dalam kehidupan. Penyakit berkaitan arak bukan baru menyerang umat zaman ini. Ia sudah dihadapi sejak masyarakat zaman Rasulullah.

Orang Arab jahiliah sangat ‘kemaruk’ dengan arak. Jika mabuk, mereka turut mandi dengan arak. Ketika itu, larangan sepenuhnya meminum arak belum dilaksanakan walaupun Rasulullah mengetahui ia banyak memberi kemudaratan.

Larangan meminum arak dilakukan secara berperingkat kerana sekiranya diharamkan sekali gus, sudah tentu Islam sukar diterima orang Arab ketika itu.
Bahkan, arak sudah biasa serta menjadi sebahagian adat dan budaya mereka.
Allah berfirman yang bermaksud: 
"Mereka bertanya kepadamu (Wahai Muhammad) mengenai arak dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya ada dosa besar dan ada pula beberapa manfaat bagi manusia tetapi dosa keduanya lebih besar daripada manfaatnya dan mereka bertanya pula kepadamu: Apakah yang mereka akan belanjakan (dermakan)? Katakanlah: “Dermakanlah apa-apa) yang berlebih dari keperluan (kamu). Demikianlah Allah menerangkan kepada kamu ayat-ayat-Nya (keterangan-keterangan hukum-Nya) supaya kamu berfikir.” 
(Surah al-Baqarah, ayat 219)

Ayat itu menjelaskan, perbezaan antara baik dan buruk arak selain dosa arak adalah lebih besar daripada manfaatnya.
Bagaimanapun, perintah larangan meminum arak secara mutlak dilaksanakan selepas turunnya ayat 9-10 dari Surah al-Maidah yang bermaksud: “Wahai orang-orang yang beriman! Bahawa sesungguhnya arak, dan judi dan pemujaan berhala dan mengundi nasib dengan batang-batang anak panah adalah (semuanya) kotor (keji) dari perbuatan syaitan. Oleh itu hendaklah kamu menjauhinya supaya kamu berjaya.
“Sesungguhnya syaitan itu hanya bermaksud mahu menimbulkan permusuhan dan kebencian antara kamu dengan sebab arak dan judi, dan mahu memalingkan kamu daripada mengingati Allah dan daripada mengerjakan sembahyang. Oleh itu, mahukah kamu berhenti (daripada melakukan perkara yang keji dan kotor itu atau kamu masih berdegil)?”

Itu antara peringkat yang berlaku sebelum arak diharamkan sehingga hari ini. Para ulama fiqh sepakat, arak diharamkan disebabkan ia najis dan memabukkan.

Dalam Islam, ia menjadi satu jenayah dan jika disabitkan kesalahan, pengamalnya boleh dikenakan hukuman sebatan.

Di negara ini, ketika pihak berkuasa agama melakukan serbuan di pusat hiburan mendapati ramai individu Muslim tanpa segan silu meminum arak, malah berbangga dapat menjalani kehidupan seperti itu. 
Mungkin alasan yang diberikan bertujuan untuk mencari keseronokan, melepaskan tekanan dan kekusutan. Namun mereka lupa, nikmat atau penyelesaian yang dihajati itu hanya bersifat seketika.

Ketegasan hukum mengharamkan arak itu jelas kerana ia memberi banyak kesan tidak baik buat manusia.
Daripada Annas bin Malik, beliau berkata, "Rasulullah melaknat sepuluh golongan berkaitan dengan arak iaitu yang memerahnya, minta diperahkan, meminumnya, membawanya dan minta dibawa kepadanya, menuangkannya, menjualnya, makan harganya, membelinya dan minta dibelikan.” 
(Hadis riwayat at-Tirmidzi dan Ibn Majah).
Abul Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Umar r.a. berkata: "Akan dibangkitkan pada hari kiamat orang peminum khamar(arak) itu bermuka hitam, biru matanya, keluar lidahnya sampai kedadanya, mengalir air liurnya, tiap orang yang melihat akan jijik padanya kerana busuk baunya. Kamu jangan memberi salam kepada pemabuk dan jangan melawatnya jika mereka sakit dan jangan menyembahyangkan jika mati." m asruq berkata: "Peminum khamar itu seperti penyembah berhala, jika ia menganggap halal khamar."

Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Umar r.a. berkata

Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiap-tiap yang memabukkan itu khamar dan semua yang memabukkan itu haram. Dan siapa yang minum khamar didunia sehingga mati belum bertaubat maka tidak akan dapat minum khamar diakhirat."

Abul Laits berkata Rasulullah s.a.w. telah menerangkan bahawa tiap minuman yang memabukkan itu haram, dimasak atau tidak dimasak. Sebagaimana riwayat Jabir r.a. berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: Semua yang memabukkan jika diminum banyak, maka sedikit juga haram." Dilain riwayat dikatakan: "Yang memabukkan jika diminum satu botol, maka seteguk juga haram."

Abul Laits berkata: "Peminum khamar yang dimasak (tuak) itu lebih besar dosanya daripada yang minum khamar yang tidak dimasak sebab peminum tuak itu merasa bahawa itu haram tetapi yang minum khamar yang dimasak itu adakalanya ia merasa bahawa itu sudah halal sehingga dapat menyebabkan kekafirannya."

Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Usman bin Affan r.a. ketika berkhutbah berkata: "Hati-hatilah kamu dari khamar sebab ia induk dari dosa-dosa yang keji, sesungguhnya dahulu ada seorang abid yang biasa pergi masjid, tiba-tiba ia bertemu dengan seorang wanita pelacur, maka ia dipanggil oleh pelayannya dan dimasukkan kedalam rumahnya, lalu ditutup pintunya. Sedang disisi wanita itu ada segelas khamar dan seorang anak kecil.


Maka berkata wanita itu: "Engkau tidak boleh keluar sehingga minum khamar atau berzina padaku atau membunuh anak kecil ini. Jika tidak saya akan menjerit dan berkata: "Ada orang masuk kerumahku." Jawab abid itu: "Zina saya tidak mahu, membunuh juga tidak." Lalu ia memilih khamar sahaja.


Dan setelah ia minum dan mabuk maka ia berzina dan membunuh bayi itu." Usman berkata: "Kerana itu tinggalkanlah khamar itu kerana ia sebagai ibu dari dosa-dosa dan sesungguhnya tidak dapat berkumpul iman dan khamar didalam dada seseorang melainkan harus keluar salah satu. Yakni seorang jika telah mabuk maka akan keluar dari lidahnya khalimat-khalimat kufur lalu menjadi kebiasaan sehingga dibawa amti dalam khalimat itu sehingga menyebabkan ia kekal dalam neraka."

Wednesday, May 27, 2020

Semak Arah Kiblat

Peluang Menyemak Ketepatan Arah :
1. Kayu lurus (Sebaiknya yang ada tapak@boleh berdiri tegak)
2. Masking Tape
3. Pen Marker

Cara-cara:
1. Pada 27 Mei(Esok)*
2. Pacakkan / Letakkan kayu lurus tersebut di kawasan yang ada sinaran matahari (ada bayang-bayang).
3. Pastikan hari tidak mendung/hujan.
4. Tepat jam 5.16petang
5. Lekatkan masking tape lurus mengikut bayang2 kayu tersebut.
6. Gunakan pen marker untuk tulis/tandakan arah kiblat.
7. Bayang-bayang adalah ke arah timur, maka kiblat adalah yang di atah bertentangan.
8. Selesai tanda arah kiblat yang tepat.
Penerangan :

Fenomena Istiwa A'dzam ialah kedudukan Matahari tepat berada di atas Kaabah pada 27 Mei* (2020 adalah Tahun Lompat) pada jam 5:16petang (waktu Malaysia) *Pada tahun biasa, berlaku pada tarikh 28 Mei.
Pada waktu yang sama, di Mekah iaitu di Kaabah (jam 12.16pm Waktu Mekah) berlaku fenomena 'Hari Tanpa Bayang' kerana matahari tepat berada di atas Kaabah.

Istiwa A'dzam berlaku 2 kali dalam setahun iaitu pada 28 Mei jam 5.16pm dan 16 Julai

Friday, May 22, 2020

Solat Sunat Hari Raya


Hikmah Menunaikan Sembahyang Hari Raya
Daripada Jabir RA katanya Rasulullah SAW apabila pergi untuk menunaikan sembahyang hari raya melalui satu jalan dan balik melalui jalan yang lain.
(Hadith Riwayat al-Bukhari)

Huraian Hadith:

Sembahyang dua hari raya merupakan sembahyang sunat muakad (yang sangat dituntut oleh Islam).
Seseorang yang keluar menunaikan sembahyang hari raya disunatkan menggunakan jalan yang berlainan ketika pergi dan balik.
Hikmah melalui jalan yang berlainan di waktu pergi dan balik mengerjakan ibadat ialah untuk memperbanyakkan tempat ibadat supaya tempat-tempat itu menjadi saksi pada hari kiamat, kerana itu sunat berubah tempat selepas sembahyang fardhu untuk melakukan sembahyang sunat.

Sumber : Kitab Riyadhus Salihin, JAKIM.


Solat Aidilfitri Dan Aidiladha
Solat Aidilfitri ialah solat sunat yang dilakukan sempena menyambut Hari Raya Aidilfitri pada 1 Syawal.

Solat Aidiladha ialah solat sunat yang dilakukan sempena menyambut Hari Raya Aidiladha pada 10 Zulhijjah.
Hari Raya Aidilfitri juga dikenali sebagai Hari Raya Puasa manakala Hari Raya Aidiladha juga dikenali sebagai Hari Raya Haji atau Hari Raya Korban.
Hukum mengerjakan kedua-dua solat ini ialah sunat muakkad.
Bilangan jemaah sekurang-kurangnya 2 orang.


Niat Dan Lafaz Solat Aidilfitri Dan Aidiladha
Cara Menunaikan Solat Hari Raya
Takbiratulihram beserta niat.
Pada rakaat pertama;
Membaca niat.
Membaca doa iftitah.
Takbir sebanyak 7 kali dan membaca tasbih.
Membaca surah al-Fatihah.
Rukuk dan sujud seperti solat biasa.

3. Pada rakaat kedua;
Takbir lima kali dan membaca tasbih.
Membaca surah al-Fatihah.
Rukuk dan sujud seperti solat biasa.
Membaca tahiyat akhir dan memberi salam.
Selepas memberi salam, imam akan membaca khutbah.


Hikmah Solat Sunat Hari Raya
Tanda kesyukuran atas nikmat yang diberi.
Dapat memuji kebesaran Allah SWT.
Perhimpunan yang besar bagi seluruh umat Islam.
Sebagai lambang perpaduan umat Islam.






Kepentingan Takbir Hari Raya
Melahirkan kesyukuran kepada Allah SWT.
Meningkatkan syiar Islam.
Mengingatkan kita tentang kebesaran Allah SWT.
Memantapkan semangat perjuangan Islam.


Perkara Sunat Yang Dilakukan Sebelum Solat Sunat Hari Raya
Banyakkan sedekah.
Pergi awal ke masjid.
Membayar zakat fitrah.
Memakai pakaian yang bersih.
Mandi sunat pada pagi hari raya.
Memakai wangi-wangian bagi lelaki.
Menghidupkan malam raya dengan ibadat.
Bermaaf-maafan dengan ibu bapa dan keluarga.
Berwajah ceria dan senyum pada setiap orang Islam yang ditemui.


Syarat Khutbah Hari Raya
Khatib menutup aurat.
Khatib mestilah seorang lelaki.
Khutbah dibaca selepas solat hari raya.
Berturut-turut di antara dua khutbah.
Khatib suci daripada hadas dan najis.
Khutbah dibaca sambil berdiri jika berkemampuan.


Perbezaan Solat Hari Raya Dengan Solat Jumaat


1.Perkara: HUKUM

Solat Hari Raya adalah Sunat buat lelaki dan wanita.
Solat Jumaat adalah Wajib bagi lelaki yang mukallaf yang bermukim.

2. Perkara: WAKTU
Solat Hari Raya berlangsung pada waktu Pagi setiap 1 Syawal dan 10 Zulhijjah.
Solat Jumaat diadakan pada waktu Zohor setiap hari Jumaat.


3. Perkara: KHUTBAH
Khutbah Solat Hari Raya dibaca selepas solat.
Khutbah Solat Jumaat sebelum solat.

4. Perkara: BILANGAN JEMAAH
Solat Hari Raya sekurang-kurangnya 2 orang.
Solat Jumaat wajib berjemaah sekurang-kurangnya 40 orang lelaki yang bermastautin

Amalan menghidupkan Malam Raya

Ahamdulillah, pujian dan syukur kepada Ilahi dengan pelbagai kurniaan dan anugerah yang tidak terhitung buat kita semua. Selawat dan salam ke atas Nabi SAW, keluarga, sahabat dan yang mengikut jejak langkahnya hingga hari Kiamat.

Ada hadis yang menyebut tentang kelebihan malam raya. Hadis berkaitan terdapat dalam kebanyakan kitab hadis. Di antaranya ialah yang hadis yang diriwayatkan oleh Abu Umamah Al-Bahili :

مَنْ قَامَ لَيْلَتَيْ الْعِيدَيْنِ مُحْتَسِبًا لِلَّهِ لَمْ يَمُتْ قَلْبُهُ يَوْمَ تَمُوتُ الْقُلُوبُ

Maksudnya :

” Sesiapa yang menghidupkan dua malam hari raya (aidiladha dan aidilfitri) kerana mengharapkan ganjaran kerana Allah. Maka hatinya tidak akan mati pada hari di mana matinya hati-hati (manusia).”

Riwayat Ibnu Majah (1782)

Yang dimaksudkan dengan hari di mana matinya hati-hati manusia adalah hari di mana manusia terlau cintakan dunia sehingga melupakan tugasnya sebagai hamba Allah SWT.

Sanad hadis ini adalah sanad yang dhoif. Ini kerana di dalam sanad hadis ini terdapat perawi yang dhoif iaitu Baqiah Bin Walid.

Ibnu Hajar Al-Asqalani menyebut bahawa hadis ini juga diriwayatkan dengan sanad yang lain. Iaitu daripada jlaan Bisyr Bin Rafi’ daripada Thaur Bin Yazid daripada Khalid Bin Ma’dan. Bisyr Bin Rafi’ adalah orang yang dituduh melakukan pendustaan.

(Rujuk Talkhis Al-Habir Fi Takhrij Ahadith Al-Rafi’i Al-Kabir, 2/80)

Hadis ini juga diriwayatkan oleh Imam Al-Baihaqi di dalam tiga karyanya iaitu Al-Sunan Al-Kubra (3/319), Syu’ab Al-Imam (3711) dan Fadhail Al-Awqat (150). Beliau menukilkan sanadnya dan meriwayatkan hadis ini secara mauquf[1] melalui jalan riwayat Ibrahim Bin Muhammad Al-Aslami daripada Thaur Bin Yazid daripada Khalid Bin Ma’dan daripada Abu Umamah.

Secara ringkasnya, Sheikh Syu’aib Al-Arnaut menyatakan bahawa hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah adalah hadis yang dhoif.

Terdapat juga hadis lain yang mempunyai makna yang hampir sama dengan hadis yang telah disebutkan. Hadis tersebut diriwayatkan oleh Imam Al-Tabarani daripada Ubadah Bin Somit bahawa Nabi SAW bersabda :

مَنْ َصلَّى لَيلَةَ الفِطْرِ وَالأَضْحَى لَمْ يَمُتْ قَلْبُهُ يَومَ تَمُوتُ القُلُوب

Maksudnya :

” Sesiapa yang mendirikan solat (sama ada solat fardhu atau sunat) pada malam hari raya aidilfitri dan aidiladha, maka hatinya tidak akan mati pada hari di mana matinya hati-hati (manusia).”
Riwayat Al-Tabarani (159) di dalam Al-Mu’jam Al-Awsat

Al-Haithami menyatakan bahawa hadis ini merupakan hadis yang lemah. Kerana di dalam sanadnya terdapat seorang perawi yang bernama Umar Bin Harun Al-Balkhi. Beliau ada seorang yang lemah hafalannya. Walaupun beliau dipuji oleh Abdurrahman Bin Mahdi namun beliau dikrtik hebat oleh oleh kebanyakan pakar hadis di zamannya. (Rujuk Majma’ Al-Zawaid Wa Manba’ Al-Fawaid, 2/233).

Oleh itu, hadis-hadis berkenaan menghidupkan malam hari raya kebanyakannya adalah hadis yang lemah. Namun begitu, kami melihat bahawa hadis-hadis tersebut termasuk di dalam fadhail ‘amal iaitu berkenaan kelebihan-kelebihan beramal. Ia bukannya berkaitan dengan hukum hakam sama ada halal atau haram. Jumhur para ulama membenarkan untuk beramal dengan hadis yang dhoif selagi mana ianya berkaitan dengan fadhail ‘amal. Inilah pandangan yang dikemukakan oleh Imam Al-Nawawi.[2]

Rentetan daripada itu, kami melihat bahawa harus untuk menghidupkan malam hari raya dengan perkara-perkara ketaatan seperti solat berjemaah, solat sunat, membaca Al-Quran, bertasbih, istighfar, bertakbir dan sebagainya. Inilah cara yang paling terbaik untuk menutup lembaran Ramadhan.

Bahkan, Imam Al-Nawawi menyebut bahawa harus untuk menghidupkan malam hari raya dengan perkara-perkara ketaatan dan ibadah.Inilah juga saranan yang telah diberikan oleh Imam Al-Syafi’I di dalam kitabnya Al-Umm.Walaupun hadis-hadis berkenaan menghidupkan malam hari raya adalah hadis yang dhoif namun ianya dibenarkan kerana hanya melibatkan fadhail amal. Dikatakan juga bahawa doa mustajab berlaku pada lima malam. Malam tersebut ialah malam jumaat, malam hari raya aidilfitri dan aidiladha,malam bulan Rejab dan malam nisfu Sya’ban.

Beliau bercerita bahawa para masyaikh di Madinah di zamannya pergi ke masjid. Mereka berdoa, bertasbih,bertakbir, berzikir dan beramal pada malam hari raya. (Rujuk Al-Majmu’ Syarh Al-Muhazzab, 5/42).

Melihat kepada apa yang telah disebutkan, marilah kita sama-sama menghidupkan malam hari raya dengan perkara-perkara yang boleh mengingatkan kita kepada Allah. Di samping kita membuat persiapan untuk menyambut syawal, jangan kita terlalu seronok sehingga terlupa bahawa kita adalah hamba Allah. Jangan kita tutup bulan Ramadhan dengan melakukan maksiat kepada Allah SWT.

Kami titipkan beberapa nasihat untuk dijadikan panduan pada malam hari raya :


Hadirlah solat berjemaah di masjid atau surau khususnya solat isyak dan subuh. Imarahkan dan meriahkan rumah Allah dengan ibadah. Jadikan sepertimana di bulan Ramadhan.
Hiasilah malam hari raya dengan bertakbir. Inilah syiar yang perlu sentiasa diamalkan dan jangan ditinggalkan.


Bangun 1/3 malam dan lakukan solat sunat. Penuhkan dengan ibadah-ibadah ketaatan yang lain seperti membaca Al-Quran, berzikir, bertasbih dan berdoa. Mohon pada Allah agar Allah memberikan pengampunan dan berdoa agar dipertemukan kembali dengan Ramadhan yang akan datang.


Jangan cemari malam hari raya dengan perkara-perkara yang lalai dan tidak mendatangkan faedah.

Semoga kita mampu menjadi muslim dan hamba yang sentiasa komited dan bersungguh-sungguh mepersiapkan bekalan menuju hari akhirat.

Wallahu’alam.


[1] Rujuk pautan http://muftiwp.gov.my/ms/artikel/irsyad-al-hadith/1114-irsyad-al-hadith-siri-ke-76-hadith-mawquf

Secara ringkasnya hadis mauquf adalah apa-apa perkataan dan perbuatan yang disandarkan kepada mana-mana sahabat Nabi SAW.

[2] Kami pernah mengulas berkenaan hukum beramal dengan hadith dhoif di dalam artikel Irsyad Al-Hadith siri ke-6 dan siri ke 68. 

Berikut adalah pautan artikel tersebut :
http://muftiwp.gov.my/en/artikel/irsyad-al-hadith/1552-irsyad-al-hadith-siri-ke-6-hadith-dha-if-hukum-berhujah-dan-beramal-dengannya

http://www.muftiwp.gov.my/en/artikel/irsyad-al-hadith/1131-irsyad-al-hadith-siri-ke-68-ringkasan-mengenai-pembentangan-kertas-kerja-seminar-home-of-hadith-pengamalan-hadith-dhoif

Wednesday, May 20, 2020

Munajat Ramadhan

Selepas solat Witir, doa dalam Bahasa Melayu. Memang amat jarang sekali kita dengar imam baca doa dalam Bahasa Melayu. Amat tersentuh, hingga menitis air mata. Dihantarkan doa tersebut untuk digunakan kita semua jika rasa perlu.

MUNAJAT RAMADHAN…

Ya Allah…Ya Rahman…Ya Rahim…

Dalam dakapan Ramadhan yg suci ini, Dengan rasa rendah diri, Kami yg kerdil dan hina ini memohon doa dgn penuh pengharapan kpdMu ya Allah… semoga Engkau sudi mendengar permintaan kami, krn sesungguhnya Engkaulah Tuhan yg Maha Mendengar.

Ya Fattahu Ya 'alim…

Ajarkanlah kami yg lemah ini utk melihat jln keluar dr semua masalah yg membelenggu kami, bukakanlah hijab kpd kami yg tak mampu melihat setiap kebaikan pd kejadian dan takdirmu. Ya Allah..takdirkanlah yg baik2 utk diri kami, Jgnlah kau menguji kami pd apa yg tidak mampu kami lalui.. Bukakanlah pintu2 rahmatMu utk kami ya Allah…

Ya Allah Rabbul Jalil….

Sejahterakanlah utk kami dgn kesihatan yg baik..supaya dgnnya kami dpt beribadah kpdMu. Ya Allah..ampunkanlah segala dosa kami, krn kami terlalu byk dosa kpdMu Ya Allah…Kami lupa akan Engkau ketika sihat, kami ingat pdMu bila ditimpa sakit, Kami lupa kpdMu ketika senang, kami ingat kpdMu bila dtg kesusahan. Kami lupa kpdMu disaat kami gembira, Kami ingat kpdMu ketika sedih dan kecewa, Kami habiskan usia muda dgn keseronokan dunia, kami mula mengingatiMu ketika usia sudah tua, ..justeru ya Allah...ampunilah semua dosa kami..berilah kekuatan kpd kami utk melawan hawa nafsu dan dunia yg sentiasa melalaikan kami drp mengingatimu ya Allah…

Ya Allah…Ya Rahman..Ya Rahim…

Ampunkanlah dosa kedua ibubapa kami,. setiap titik susu ibu yg mgalir dlm diri kami...kau gantilah dgn kebajikan utknya yg boleh mbawanya ke syurgaMu ya Allah...ya Rahman...pd setiap keringat yg mngalir pd tubuh ayah kami dlm mcari rezki kpd kluarga kami...kau gantikanlah dgn keampunan yg mbawa ke syurgaMu ya Allah. Sesungguhnya pengorbanan mereka tdk akan mampu kami membalasnya. Bahkan terkadang mereka hidup dlm kesusahan dan kesempitan, sdgkan kami berada dlm kesenangan dan kemewahan...Justeru kurniakanlah kpd kedua ibubapa kami tempat yg istimewa di syurgaMu ya Allah…..

Ya Allah….

Kami juga memohon ampun utk kaum kerabat kami, sahabat2 kami dan guru2 kami yg terlebih dahulu pergi meninggalkan kami ke alam barzakh…golongkanlah mereka dlm golongan org2 yg Engkau redhai…apabila tiba pula giliran kami menuju barzakhMU..maka Kau ambillah kami dlm keadaan yg baik2…dlm keampunan dan rahmatMu Ya Allah…

Ya Allah Ya azizz…
Kurniakanlah kpd kami jiwa yg tenang dan tenteram…hiasilah hati kami dgn sifat syukur, redha, sabar, ikhlas, amanah dan bertanggungjawab…Kau jauhkanlah drp kami sifat ujub, riak,takabbur, fitnah, mengadu domba, sangka buruk dan khianah.

Ya Rashid…Ya rahman…Ya Rahim..
Jika ada dikalangan kami mereka yg diuji dgn kesusahan, maka kau bantulah mereka, permudahkanlah urusan mereka, jika ada di kalangan kami mereka yg bersedih hati, berikanlah ketenangan dan jln keluar kpd mereka, jika ada di kalangan kami sdg berhajat dgn keperluannya, maka tunaikanlah hajat mereka, dan cukupkanlah keperluan mereka, jika ada di kalangan kami mereka yg diuji dengan sakit, maka kau sembuhkanlah mereka Ya Allah…agar dapat beribadah bersama kami. Jika ada dikalangan kami mereka yg derhaka kpd ibubapa atau terkurang dlm melayani mereka, maka kau ampunilah mereka, jadikanlah kami anak2 yg taat dan berbakti..sesungguhnya Engkaulah Tuhan yg Maha Mendengar dan Mengasihi…

Ya Allah Ya Malikal Mulk…

Ya Razak..Ya Fattahu Ya 'Alim…

Kurniakan kpd kami rezeki yg halal lg diberkati dan jadikanlah dgn rezeki itu kami semakin dekat dgnMu..sebaliknya, jgnlah kau jadikan kami drp golongan yg lupa diri setelah mendapat kurniaannMu.

Ya Allah….

Bantukanlah kami dlm menjalankan urusan agama kami, Elokkanlah urusan dunia kami, yg padanya tempat kami mencari kehidupan, Elokkanlah urusan akhirat kami, yg padanya tempat kami akan kembali utk selama2nya.. jadikanlah kehidupan kami ini sebagai tambahan segala kebaikan kpd kami, dan jadikanlah kematian sebagai ketenangan kpd kami dari segala kejahatan, Sesungguhnya kami ingin kembali kpdMu dgn jiwa yg tenang….

Ya Allah Ya Zal Jalali Wal Ikram…

Ya Allah….Jgnlah kau jadikan ramadhan ini sbg yg terakhir buat kami, temukanlah kami dgn Ramadhan yg akan dtg…

Tapi, Andai ini Ramadhan terakhir buat kami, jadikankanlah puasa kami sbg puasa yg Kau rahmati, jadikanlah ramadhan ini paling bererti, penuh dgn cahaya iman, menerangi kegelapan hati kami menuju redha serta kasih sayangmu ya Allah…jadikanlah ramadhan ini sebagai penghapus dosa2 kami.. Ya Allah…temukanlah kami dgn lailatul qadr…pilihlah kami dikalangan hambaMu yg dpt beramal di mlm al-Qadr….Ya Allah..terimalah amalan kami..terimalah taubat kami..ampunkanlah segala dosa kami...amankanlah kehidupan kami disana nanti yg kekal abadi… kurniakanlah kpd kami syurgamu yg maha luas nikmatnya…

Aamiin3 ya rabbal'aa

*sharekan bersama.... semoga ada diantara kita yang membaca doa ini dimakbulkan Allah*

Solat Berjemaah

Daripada Ibn Umar RA bahawa Rasulullah SAW bersabda, “Sembahyang berjemaah adalah lebih utama (baik) daripada sembahyang bersendirian dengan dua puluh tujuh darjat”.
(Hadith Riwayat al-Bukhari dan Muslim)
Huraian Hadith: 
  1. Sembahyang berjemaah adalah lebih afdhal daripada sembahyang seorang diri dengan dua puluh tujuh kelebihan.
  2. Digalakkan sangat oleh Islam kepada setiap orang Islam supaya menghidupkan sembahyang jemaah walau dimana mereka berada, sekalipun di rumah, kerana pahalanya berganda-ganda daripada sembahyang seorang diri.
Sumber : Kitab Riyadhus Salihin

Solat jemaah ialah solat beramai-ramai yang sekurang-kurang bilangannya selain daripada solat fardhu Jumaat ialah 2 orang.

Seorang menjadi imam dan seorang menjadi makmum. Semakin ramai bilangan jemaah maka semakin besar pula fadhilat pahalanya.
Solat jemaah adalah berlainan hukumnya menurut jenis solat yang dikerjakan, iaitu:
Fardhu ain pada solat Jumaat; Fardhu kirayah pada solat fardhu lima waktu; dan Sunat pada solat jenazah dan solat-solat sunat yang disunatkan berjemaah padanya, seperti solat dua hari raya, solat gerhana bulan dan matahari, solat minta hujan, solat terawih dan solat witir pada bulan Ramadhan.

Tuntutan berjemaah pada solat fardhu:

Tuntutan berjemaah pada solat 5 waktu yang selain daripada solat fardhu Jumaat, pada pendapat yang masyhur dan paling sohih menurut Imam an-Nawawi adalah tuntutan fardhu kifayah yang diwajibkan bagi orang-orang lelaki yang berakal, baligh, bermukim, mempunyai pakaian menutup aurat dan tidak mempunyai apa-apa keuzuran syarie.

Jadi bererti apabila sesebuah kampung atau mukim mendirikan solat jemaah di tempat yang dikira menzahirkan syiar Islam seperti di masdjid atau surau, maka gugurlah dosa atas orang-orang kampung atau mukim yang tidak hadir bersolat jemaah. Tetapi sekiranya tidak didirikan solat jemaah maka semua penduduk kampung atau mukim itu berdosa.

Dalil tentang amat kuatnya tuntutan berjemaah itu ialah apa yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim, bahawa, Rasulullah s.a.w pernah mengancam untuk membakar rumah orang yang meninggalkan solat berjemaah.

Imam Muslim pula meriwayatkan hadith daripada Abu Hurairah r.a:
Ada seorang lelaki buta telah datang mengadu kepada Nabi s.a.w bahawa dia tidak mempunyai orang yang boleh memimpinnya pergi ke masjid. Oleh itu dia mengharapkan Baginda memberi kelonggaran kepadanya untuk bersolat di rumahnya. Pada mulanya Baginda telah membenarkannya, tetapi kemudiannya Baginda menarik balik kebenaran tadi setelah Baginda mengetahui bahawa si buta tadi dapat mendengar seruan azan solat yang dikumandangkan di masjid.


10 Keistimewaan Apabila Anda Solat Secara Berjemaah


Solat jemaah adalah solat yang dilakukan secara beramai-ramai yang sekurang-kurangnya 2 orang; seorang imam dan seorang menjadi makmum. Jika semakin ramai bilangan jemaah maka semakin besar pahala yang diperolehi.
Dari Imam al-Bukhari dan Muslim, penting dan dituntut akan solat berjemaah itu sehingga Rasulullah s.a.w pernah mengancam untuk membakar rumah orang lelaki yang meninggalkan solat secara berjemaah.
Terdapat banyak keistimewaan dan kelebihan solat berjemaah yang disediakan oleh Allah s.w.t antaranya;

#1 – Ganjaran Pahala Berlipat Ganda

Ganjaran pahala bagi solat berjemaah adalah lebih besar berbanding dengan solat secara bersendirian. Rasulullah s.a.w pernah bersabda bahawa pahala yang diperoleh oleh sesiapa yang solat berjemaah adalah sebanyak 27 kali ganda;
“Solat berjemaah melebihi solat bersendirian dengan 27 darjat (atau 27 kali ganda).” Hadis Riwayat al-Bukhari dan Muslim

#2 – Terlepas Dari Api Neraka Dan Terhalang Menjadi Munafik

Rasulullah s.a.w pernah menjelaskan bahawa golongan yang berjemaah bersama-sama imam dari takbir pertama sehingga ke akhir solat, selama 40 hari dan niat kerana Allah s.w.t, golongan itu akan terselamat dari api neraka dan dari menjadi munafik.
“Sesiapa yang solat kerana Allah selama 40 hari dengan berjemaah dan mendapat takbir yang pertama. Ditulis bagi orang itu dua pelepasan, pelepasan daripada neraka, dan pelepasan daripada menjadi orang munafik.”

#3 – Mendapat Perlindungan Allah S.W.T Pada Hari Kiamat

Golongan yang mendirikan solat secara berjemaah dijanjikan oleh Allah s.w.t dengan perlindungan pada hari kiamat kelak.
Sabda Rasulullah s.a.w yang bermaksud:
“Tujuh golongan manusia yang mendapat perlindungan dari Allah pada hari yang tiada perlindungan kecuali dariNya, iaitu imam yang adil, pemuda yang hidup di dalam beribadah kepada Allah, seorang yang hatinya sentiasa ingat kepada masjid, dua orang yang berkasih sayang kerana Allah, berhimpun keranaNya dan berpisah keranaNya, seorang lelaki yang diajak oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan dan jelita (untuk melakukan maksiat) lalu dia berkata: ‘Aku takutkan Allah’, seorang yang bersedekah secara senyap-senyap sehingga tidak diketahui tangan kirinya apa yang dibelanjakan oleh tangan kanannya dan seorang yang mengingati Allah bersendirian sehingga berlinangan air kedua matanya.”
Oleh itu, golongan yang hatinya sentiasa teringat kepada masjid adalah mereka yang menunaikan solat berjemaah setiap waktu. Apabila keluar dari masjid hatinya akan sentiasa ingat untuk datang semula ke masjid bagi menunaikan solat berjemaah yang berikutnya.

#4 – Dinaikkan Darjat Oleh Allah

Sabda Rasulullah s.a.w;
“Tidakkah aku tunjukkan kamu sesuatu yang Allah menghapuskan dosa dan mengangkat darjat? Para sahabat menjawab, ‘Ya, wahai Rasulullah’, sabda Baginda: ‘Banyak langkah ke masjid dan menunggu satu solat selepas satu solat. Itu adalah ikatan’.”
Hal ini bermaksud, lebih banyak langkah ke masjid dan kelebihan menunggu satu solat selepas menunaikan satu solat, akan mendapat pahala dan darjat dari Allah S.W.T.

#5 – Diampunkan Dosa Oleh Allah S.W.T

Sabda Rasulullah s.a.w;
“Sesiapa yang berwuduk untuk mengerjakan solat lalu dia berwuduk dengan sempurna kemudian dia pergi ke masjid untuk solat fardhu kemudian dia pun bersolat berserta dengan orang ramai, atau berjemaah atau dalam masjid maka Allah mengampunkan untuknya dosa-dosanya.”
Maksud dosa ini ialah dosa-dosa kecil kerana dosa besar haruslah dimulai dengan bertaubat dan meminta keampuan dari Allah s.w.t.

#6 – Allah Memberikan Jaminan Syurga

Allah menjamin balasan syurga kepada sesiapa yang bersolat berjemaah di masjid.
Hal ini dijelaskan oleh Baginda dalam sabdanya yang bermaksud;
“Tiga golongan semuanya dijamin oleh Allah, seorang yang keluar berperang pada jalan Allah maka Allah jamin sehingga Allah mematikannya lalu dia masuk syurga atau dia kembali dengan memperolehi pahala dan harta rampasan perang. Seorang yang pergi ke masjid maka Allah jamin hingga Allah mematikannya lalu dimasukkan ke dalam syurga atau Allah mengembalikannya dengan mendapat pahala dan ghanimah dan seorang yang masuk ke rumahnya dengan memberi salam maka Allah jamin ke atasnya.”

#7 – Disediakan Hidangan Di Syurga

Setiap kali seseorang itu pergi dan balik dan balik dari masjid untuk berjemaah, Allah akan menyediakannya hidangan di syurga. Sabda Rasulullah s.a.w;
“Sesiapa yang pergi ke masjid dan balik (dari masjid), Allah sediakan baginya hidangan dari syurga setiap kali dia pergi dan balik.”

#8 – Mendapat Cahaya Di Hari Kiamat

Pasti tiada kegelapan di hari akhirat kelak bagi mereka yang sentiasa menjadikan jemaah sebagai amalan. Sabda Rasulullah s.a.w;
“Hendaklah bergembira orang-orang yang berjalan kaki dalam gelap menuju ke masjid mereka akan mendapat cahaya cukup sempurna pada hari Kiamat.”

#9 – Menunggu Solat Jemaah Dikira Sebagai Mengerjakan Solat

Hal ini masih ramai yang belum ketahui, iaitu walaupun hanya menunggu untuk solat berjemaah, Allah telah mengira ianya sebagai pahala solat, di samping para malaikat berdoa untuknya. Ini disampaikan oleh Baginda dalam sabdanya yang bermaksud;
“Seseorang hamba Allah itu dikira dalam solat selama dia berada di tempat solatnya kerana menunggu solat, dan berkata Malaikat: ‘Ya Allah, ampuni dosanya dan rahmatilah dia sehingga dia beredar atau dia berhadas’.”

#10 – Pahala Seperti Mengerjakan Haji

Sabda Rasulullah s.a.w;
“Siapa yang keluar dari rumahnya dengan keadaan bersuci menuju kepada solat fardhu maka pahalanya seperti pahala orang haji yang berihram dan sesiapa yang keluar hanya semata-mata untuk tasbih al-Duha maka pahalanya seperti pahala orang yang mengerjakan umrah. Satu solat selepas satu solat, tiada melakukan perkara sia-sia di antara kedua-duanya ditulis pada kalangan orang yang mempunyai kedudukan yang tinggi.”

Kebaikan suami isteri solat berjemaah.

Ikatan yang dibina dari sebuah akad bukan lah perkara mudah untuk dijaga, namun ia boleh didik secara satu persatu.
Antara salah satu cara didikan hati yang paling baik ialah dengan menjadikan solat berjemaah sebagai rutin suami dan isteri.
Jika tidak sempat untuk berjemaah lima waktu sekalipun, memadai pada solat Maghrib atau Isyak. 
Suami isteri yang solat berjemaah secara perlahan-lahan akan memupuk suasana rumah tangga yang harmoni.
Dari hadis Rasulullah SAW mengatakan bahawa sembahyang berjemaah akan mendapat 27 darjat dari sembahyang bersendirian.
Apabila suami menjadi imam (ketua) ketika dalam solat, secara tidak langsung akan melahirkan rasa hormat isteri kepada suami.
Jelaslah, solat berjemaah sangat disukai Allah s.w.t, dan kerana itu Allah memberikan pelbagai kelebihan dan fadhilat yang besar kepada hamba-hamba yang mengerjakan solat berjemaah.

Tuesday, May 12, 2020

Malas Sifat Orang Munafik???

SEMUA orang tahu malas itu bukanlah satu sifat yang baik. Menyebutnya sahaja sudah menjelikkan, apatah lagi apabila kita dipertemukan dengan orang bersikap sedemikian.

Sudah tentu perasaan jengkel bersarang dalam hati. Ya, kalau sudah semua perkara malas mahu dilakukan, bukan ke membibitkan perasaan kurang senang dalam diri?
Namun, ketahuilah bahawa sifat malas itu sebenarnya bertentangan dengan apa yang diajarkan dalam agama Islam.
ALLAH mengajar hamba-NYA supaya bersikap rajin dan bersungguh-sungguh apabila melaksanakan sebarang tugasan.
Apabila kita malas dan suka menangguh-nangguhkan kerja atau melakukannya secara sambil lewa, pasti ia memberikan hasil kerja yang tidak bagus, bukan?
Impaknya bukan setakat diri kita, tetapi tempiasnya turut dirasai oleh orang di sekeliling kita.
Mengapa sifat malas itu berbahaya? Berdosakah jika kita mempunyai sifat sebegitu?

Tidak ikhlas beribadah
Segala tanda tanya itu Sinar Islam lontarkan kepada pendakwah Ustaz Bakhtiar Fitri Abdul Hamid.
Ujar agamawan itu, ALLAH SWT secara tegas menyebut bahawa malas merupakan sifat orang munafik terutama ketika mendirikan solat.
Firman ALLAH SWT: 
"Sesungguhnya orang-orang munafik itu melakukan tipu daya (terhadap agama) kepada ALLAH (dengan perbuatan pura-pura beriman sedang mereka kafir pada batinnya) dan ALLAH pula tetap membalas tipu daya mereka (dengan membiarkan mereka dalam keadaan munafik). Mereka pula apabila berdiri hendak sembahyang, mereka berdiri dengan malas. Mereka (hanya bertujuan) riak (memperlihatkan sembahyangnya) kepada manusia (supaya disangka bahawa mereka orang yang beriman), dan mereka pula tidak mengingati ALLAH (dengan mengerjakan sembahyang) melainkan sedikit sekali (jarang-jarang)." 
(Surah al-Nisa', ayat 142)
Ustaz Bakhtiar Fitri turut mengajak kita meneliti panerangan Imam Ibnu Katsir tentang ayat al-Quran berkenaan. Dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir, malas merupakan sifat lahiriah yang terpampang jelas bagi seorang munafik.
"Lebih menakutkan adalah kesan sifat malas yang membawa kepada tidak ikhlas beribadah yang akhirnya merosakkan hubungan dengan ALLAH. Ibadah malas dan tidak ikhlas itu hanya menuntut pujian manusia dan dilakukan di hadapan manusia.
"Perkara itu dijelaskan oleh baginda Nabi Muhammad SAW dalam hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim. Sabda baginda: 
“Solat yang paling berat bagi munafik ialah solat Isyak dan solat Subuh...”
"Ulama menjelaskan, kedua-dua solat itulah yang sering ditinggalkan oleh orang munafik kerana dilakukan pada waktu gelap yang tidak dilihat oleh manusia yang datang dan pulang daripada masjid. Itulah bahayanya sikap malas yang mendorong kepada tidak ikhlas beribadah kepada ALLAH," katanya kepada Sinar Islam baru-baru ini.
Seperkara lagi, kata Ustaz Bakhtiar Fitri, sifat malas sebenarnya merupakan salah satu nafsu jahat yang sentiasa mendorong manusia melakukan kecuaian daripada mentaati perintah ALLAH SWT.
Sabda Rasulullah SAW: 
"Sejahat-jahat musuh kamu ialah nafsu kamu sendiri yang berada antara dua rusuk kamu." 
(Riwayat al-Baihaqi)
Berdasarkan hadis tersebut, jelas agamawan itu, nafsu jahat sudah tentu terhasil daripada bisikan syaitan yang sering mengajak manusia ingkar kepada ALLAH SWT.
"Namun, sekiranya kita sedar tentang ganjaran memberi ketaatan bersungguh-sungguh kepada ALLAH, sudah pasti kita akan berusaha menjadi hamba yang rajin dan mendekatkan diri kepada ALLAH.
"Itu yang disebut oleh baginda SAW: 
“Solat yang paling berat bagi munafik ialah solat Isyak dan solat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa (ganjaran) yang ada pada keduanya, pasti mereka akan mendatanginya dalam keadaan merangkak sekalipun."
"Apa yang lebih jelas, Imam Ibnu Katsir menjelaskan, sikap malas itu berpunca daripada ibadah yang dilakukan tanpa niat yang tulus kerana ALLAH, tidak beriman dengan ALLAH, tidak takut (khashyah) dan tidak memahami maksud solat. Pokok pangkalnya ialah hati dan keinginan kita yang melonjak ingin memasuki syurga ALLAH SWT," ujar beliau.

Gangguan syaitan
Sementara itu, pendakwah Datuk Hassan Mahmud Al-Hafiz berkata, malas atau al-kasal merupakan salah satu daripada penyakit gangguan syaitan. Bahkan, Nabi Muhammad SAW menyuruh kita menghindarkan diri daripada penyakit tersebut.
"(Sifat) itu kena buang. Kalau malas, bagaimana kita hendak kerja? Bagaimana hendak beribadah? Bagaimana untuk kita pergi ke sekolah menuntut ilmu? "Orang yang malas tidak mendapat hasil. Disebabkan itulah kita perlu menghindarkan diri daripada sifat berkenaan. Untuk menghilangkan malas itu, kita perlu ada cita-cita dan semangat untuk belajar. Oleh sebab itulah kita dianjurkan untuk membaca doa menghindari diri daripada bersifat demikian," katanya.
Apakah natijah mereka yang berlumut dengan sifat malas? Jawab agamawan itu, mereka akan tergolong dalam orang yang rugi sama ada di dunia ataupun di akhirat kelak.
"Jikalau di dunia, mereka tak dapat pelajaran, tak dapat kumpul rezeki, tak dapat kawan dan tidak dapat himpun harta. Itulah orang yang rugi.
"Di akhirat pun sama juga. Dia tak dapat bersama-sama dengan orang yang masuk ke dalam syurga. Ya, bagaimana dia ingin ke syurga kalau dia pemalas tidak kiralah dalam soal ibadah solat, puasa, hatta dalam mencari ganjaraan pahala dan membuat kebajikan.
"Bagi individu yang ada sifat sebegini, mereka kena lihat orang yang rajin dan apa yang dilakukan mereka untuk mencapai kemajuan. Orang yang rajin, dia bukan sahaja mencapai kemajuan untuk dirinya sahaja, malah juga untuk orang lain," katanya.

Berdosa
Perkongsian ilmu diteruskan lagi apabila Hassan menyentuh tentang hukum apabila kita bersifat malas. Agamawan itu menegaskan, ia berdosa kerana kita meninggalkan ibadah seperti bekerja, solat dan sebagainya.
Walhal, ujar beliau, ulama telah menjelaskan bahawa kita perlu melakukan kerja amal di dunia ini seolah-olah akan hidup selama-lamanya dan beramallah untuk akhirat seolah-olah kita akan mati esok hari.
"Jadi orang yang malas itu sudah tentu berdosa sebab dia mensia-siakan masa. ALLAH berikan kita masa yang sama iaitu 24 jam, tiada kurang dan tidak lebih. Namun, kalau kita abaikan, kita sudah tercicir masa. Banyak sebenarnya pemberian nikmat yang diberikan ALLAH kepada kita.
"ALLAH kurniakan kaki, tangan, mata, hidung dan telinga untuk apa? Takkan sebab hendak seronok dengar lagu-lagu rancak sahaja. Tentulah setiap yang DIA ciptakan itu ada peranan yang kita kena teroka dalam hidup kita ini," ujar beliau.
Andai kata semua manusia di muka bumi ini malas, ujar agamawan itu, dunia tidak akan mencapai kemajuan dari pelbagai sudut antaranya teknologi, pengangkutan, pembangunan dan lain-lain.
"Oleh sebab adanya orang yang rajin, kerajinan dia itu memberi manfaat kepada orang lain. Siapa yang malas, ALLAH akan turunkan dosa dan bala kepada mereka.
"Kalau sesebuah masyarakat, tiada orang yang hendak laungkan azan disebabkan malas hendak azan dan solat, maka akan turun bala kepada masyarakat berkenaan. Nau'zubillah," kata beliau.

Boleh buka pintu fitnah kepada agama
Sifat malas bertentangan dengan ajaran Islam yang menyuruh umatnya supaya rajin dan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan setiap pekerjaan.
Pendakwah Ustaz Ahmad Hazran Ahmad Kamal atau lebih dikenali sebagai Imam Muda Aran berkata, sikap itu hakikatnya memberikan natijah yang buruk kepada diri sendiri.
Bahkan, jelas beliau, seseorang yang bersifat sebegitu boleh membuka pintu atau membawa fitnah kepada agama Islam itu sendiri.
"Kalau orang tengok dan persoalkan 'begini ke Islam?' Maka, dia telah membuka pintu fitnah kepada agama Islam itu sendiri. Itu natijahnya.
"Dari segi hukum, malas itu berdosa kerana apabila seseorang itu mempunyai sifat itu, dia enggan berusaha untuk apa-apa sahaja perkara termasuklah bagi meneruskan hidup. Misalnya, malas bekerja. Bagaimana untuk dia dapatkan rezeki untuk menyara hidup dan memberi keluarganya makan?
"Apabila seseorang itu tidak berusaha pula, ia akan mendatangkan kesan yang lain seperti meminta-minta pada orang lain. Itu sudah menyusahkan orang. Sedangkan Islam menyuruh kita bersifat rajin dan bersungguh-sungguh," katanya kepada Sinar Islam.
Dalam hal itu, Imam Muda Aran menyoroti semula kisah malas ketika zaman Nabi Muhammad SAW. Di 'celah-celah' sahabat itu, ada orang munafik yang diketuai Abdullah bin Ubai bin Salul.
"Apabila ditanyakan pada sahabat bagaimana hendak mengenali puak-puak munafik? Para sahabat akan menjawab bahawa mereka mengerjakan solat dalam keadaan malas khususnya solat Subuh dan solat Isyak.
"Ya, itulah waktu sedap tidur, sedangkan sahabat-sahabat yang pula solat dalam keadaan khusyuk tidak kiralah solat Subuh, Isyak, Maghrib, Zuhur ataupun Asar sekalipun.
"Apabila seseorang itu berpura-pura dan lakukan sesuatu kerana terpaksa, riak wajah dan gaya malas itu kita boleh lihat sebab ia bukan dibuat mengikut kerelaan hati," katanya.
Justeru, beliau mengingatkan kita agar tidak terjebak dengan sifat malas kerana kesannya, bukan sahaja ALLAH SWT tidak akan memberkati kehidupan kita, bahkan turut menyempitkan rezeki.
"Apabila kita bersifat malas, tidak ramai yang mahu berkawan dan menjauhi kita. Malah, hidup kita juga tidak akan berjaya," ujar beliau.
Bagi mengekang diri daripada sifat malas, Imam Muda Aran menasihatkan kita kembali mengingati kembali matlamat kita melakukan sesuatu pekerjaan dan tujuan hidup.
"Carilah kawan-kawan yang sentiasa positif kerana persekitaran kita mesti bercampur dengan orang-orang yang sebegitu dan baik.
"Kemudian, ubahlah persekitaran kita contohnya rumah. Mungkin boleh ubah susun atur dalam rumah berkenaan. Perubahan itu akan membuatkan kita bertambah semangat dan jangan lupa amalkan doa menghindarkan diri daripada sifat malas setiap kali selepas solat," katanya.


NURULFATIHA MUAH
15 NOV 2019